Bahan Bakar Diesel
Bahan bakar Diesel merupakan salah satu jenis produk pengolahan minyak bumi atau minyak mentah. Minyak diesel pada kilang minyak, dihasilkan setelah fraksi-fraksi ringan minyak dipisahkan.
Bahan bakar diesel adalah hidrocarbon yang merupakan senyawa antara hidrogen dan carbon, seperti benzine, pentene, hexane, toluene, propane dan butane. Untuk menghasilkan minyak tanah tersebut, minyak tanah di treatment menggunakan panas, yaitu mencapai titik uap masing - masing hidrocarbon. Hidrocarbon dengan titik didih paling rendah akan keluar terlebih dahulu, yaitu Natural Gas. Selanjutnya temperatur minyak mentah dinaikan kembali untuk menghasilkan hidrocarbon yang mempunyai titik didih yang lebih tinggi, yaitu High ontane aviation gasoline.
Setelah selesai temperatur dinaikan kembali untuk menghasilkan titik didih yang lebih tinggi dan seterusnya hingga dihasilkan gasoline, kerosine, bahan bakar diesel, bahan bakar industri, lubricating oil, parafine dan terakhir coke dan aspal. Bahan bakar diesel ( solar ) dihasilkan setelah Natural Gas, Gasoline Dan Kerosine. Bahan bakar diesel tersebut belum dapat langsung dipergunakan dan diperlukan pengolahan lebih lanjut hingga mencapai karakteritik bahan bakar diesel yang diperlukan untuk proses pembakaran pada motor diesel.
Karakteritik bahan bakar diesel meliputi :
1. Nilai pembakaran ( Heat Value ) yaitu : karakteristik seberapa banyak power yang dihasilkan sewaktu bahan bakar tersebut dibakar. Jumlah lkalor bahan bakar diberi satuan Kcal/kg, KJ/kg atau Btu/lb. Pengukuran nilai pembakaran bahan bakar menggunakan suatu alat disebut kalorimeter.
2. Berat Jenis ( Spesific Gravity ) yaitu : Perbandingan kepadatan bahan bakar dengan kepadatan air. Berat jenis diukur menggunakan hydrometer. Berat jenis bahan bakar diesel berpengaruh pada daya penetrasinya saat bahan bakar diinjeksikan kedalam ruang pembakaran.
3. Titik nyala ( Flash point ) yaitu : temperatur dimana bahan bakar telah siap dinyalakan apabila bersinggungan dengan api.
4. Titik beku ( Pour point ). Karakteristik ini sangat diperlukan untuk didaerah dingin.
5. Kekentalan ( viscosity )yaitu : sifat benda cair yang memberikan gaya bertahan untuk tidak mengalir. Viscositas berfungsi sebagai pelumas komponent sistem bahan bakar. Dan perlu diingat bila viscositas terlalu tinggi akan terjadi kabutan yang kasar berdampat proses pembakaran mesin tidak akan menghasilkan energi panas yang optimal.
6. Titip Uap ( Volatility ) yaitu : kemampuan bahan bakar untuk berubah menjadi uap atau vapor. Volatility bahan bakar ditunjukan dengan perbandingan udara dan uap bahan bakar yang dapat dibentuk pada temperatur tentu. Bila volatility bahan bakar rendah, saat bahan bakar dibakar akan meningkat jumlah kotoran carbon didalam silinder, dan menyebabkan bertambahnya keausan komponen mesin.
7. Kualitas penyalaan ( Cetane Number ) yaitu : kecepatan bahan bakar dinyalakan, dan pada bahan bakar motor diesel dinyatakan Cetane Number . Semakin tinggi angka cetane bahan bakar, maka akan semakin pendek waktu yang diperlukan untuk mulai terbakar.
8. Carbon residu yaitu : materi yang tertinggal diruang pembakaran setelah proses pembakaran.
Untuk mengukur jumlah kandungan carbon residu pada bahan bakar dilakukan di laboratorium dengan mengambil sampel dan dipanaskan dalam media yang tidak ada udara.
9. Kandungan sulphur. Kandungan sulphur atau belerang yang ada di dalam bahan bakar, pada saat terbakar akan menghasilkan gas yang sangat korosif terhadapat logam yang bersinggungan, baik gas tersebut masih dalam bentuk gas maupun saat dalam bentuk cair setelah dingin. Cairan sulphur yang masuk kedalam minyak pelumas akan merusak setruktur minyak dan komponen sistem pelumas. kandungan sulphur yang dizinkan tidak boleh melebihi 0,5 sampai dengan 1,5 %.
10. Oksidasi dan Air. Oksidasi atau endapan dan air dapat menjadi sumber permasalahan pada motor diesel. Endapan kotoran yang masih terbawa pada bahan bakar akan menjadi bahan yang mengakibatkan keausan, dan kemungkinan akan menyumbat saluran bahan bakar. Kandungan abu dan air yang diizinkan adalah 0,01% abu, 0,05% untuk abu dan air secara bersama. ( sumber teknologi motor diesel )
Bahan bakar diesel adalah hidrocarbon yang merupakan senyawa antara hidrogen dan carbon, seperti benzine, pentene, hexane, toluene, propane dan butane. Untuk menghasilkan minyak tanah tersebut, minyak tanah di treatment menggunakan panas, yaitu mencapai titik uap masing - masing hidrocarbon. Hidrocarbon dengan titik didih paling rendah akan keluar terlebih dahulu, yaitu Natural Gas. Selanjutnya temperatur minyak mentah dinaikan kembali untuk menghasilkan hidrocarbon yang mempunyai titik didih yang lebih tinggi, yaitu High ontane aviation gasoline.
Setelah selesai temperatur dinaikan kembali untuk menghasilkan titik didih yang lebih tinggi dan seterusnya hingga dihasilkan gasoline, kerosine, bahan bakar diesel, bahan bakar industri, lubricating oil, parafine dan terakhir coke dan aspal. Bahan bakar diesel ( solar ) dihasilkan setelah Natural Gas, Gasoline Dan Kerosine. Bahan bakar diesel tersebut belum dapat langsung dipergunakan dan diperlukan pengolahan lebih lanjut hingga mencapai karakteritik bahan bakar diesel yang diperlukan untuk proses pembakaran pada motor diesel.
Karakteritik bahan bakar diesel meliputi :
1. Nilai pembakaran ( Heat Value ) yaitu : karakteristik seberapa banyak power yang dihasilkan sewaktu bahan bakar tersebut dibakar. Jumlah lkalor bahan bakar diberi satuan Kcal/kg, KJ/kg atau Btu/lb. Pengukuran nilai pembakaran bahan bakar menggunakan suatu alat disebut kalorimeter.
2. Berat Jenis ( Spesific Gravity ) yaitu : Perbandingan kepadatan bahan bakar dengan kepadatan air. Berat jenis diukur menggunakan hydrometer. Berat jenis bahan bakar diesel berpengaruh pada daya penetrasinya saat bahan bakar diinjeksikan kedalam ruang pembakaran.
3. Titik nyala ( Flash point ) yaitu : temperatur dimana bahan bakar telah siap dinyalakan apabila bersinggungan dengan api.
4. Titik beku ( Pour point ). Karakteristik ini sangat diperlukan untuk didaerah dingin.
5. Kekentalan ( viscosity )yaitu : sifat benda cair yang memberikan gaya bertahan untuk tidak mengalir. Viscositas berfungsi sebagai pelumas komponent sistem bahan bakar. Dan perlu diingat bila viscositas terlalu tinggi akan terjadi kabutan yang kasar berdampat proses pembakaran mesin tidak akan menghasilkan energi panas yang optimal.
6. Titip Uap ( Volatility ) yaitu : kemampuan bahan bakar untuk berubah menjadi uap atau vapor. Volatility bahan bakar ditunjukan dengan perbandingan udara dan uap bahan bakar yang dapat dibentuk pada temperatur tentu. Bila volatility bahan bakar rendah, saat bahan bakar dibakar akan meningkat jumlah kotoran carbon didalam silinder, dan menyebabkan bertambahnya keausan komponen mesin.
7. Kualitas penyalaan ( Cetane Number ) yaitu : kecepatan bahan bakar dinyalakan, dan pada bahan bakar motor diesel dinyatakan Cetane Number . Semakin tinggi angka cetane bahan bakar, maka akan semakin pendek waktu yang diperlukan untuk mulai terbakar.
8. Carbon residu yaitu : materi yang tertinggal diruang pembakaran setelah proses pembakaran.
Untuk mengukur jumlah kandungan carbon residu pada bahan bakar dilakukan di laboratorium dengan mengambil sampel dan dipanaskan dalam media yang tidak ada udara.
9. Kandungan sulphur. Kandungan sulphur atau belerang yang ada di dalam bahan bakar, pada saat terbakar akan menghasilkan gas yang sangat korosif terhadapat logam yang bersinggungan, baik gas tersebut masih dalam bentuk gas maupun saat dalam bentuk cair setelah dingin. Cairan sulphur yang masuk kedalam minyak pelumas akan merusak setruktur minyak dan komponen sistem pelumas. kandungan sulphur yang dizinkan tidak boleh melebihi 0,5 sampai dengan 1,5 %.
10. Oksidasi dan Air. Oksidasi atau endapan dan air dapat menjadi sumber permasalahan pada motor diesel. Endapan kotoran yang masih terbawa pada bahan bakar akan menjadi bahan yang mengakibatkan keausan, dan kemungkinan akan menyumbat saluran bahan bakar. Kandungan abu dan air yang diizinkan adalah 0,01% abu, 0,05% untuk abu dan air secara bersama. ( sumber teknologi motor diesel )
No comments:
Post a Comment