Automatic Mains Failure atau AMF adalah suatu istilah dalam suatu sistem kelistrikan yang biasa dipakai untuk menyebut sistem automatisasi dimana dalam keadaan Sumber Listrik Utama berada dalam kondisi failure atau black out maka sistim bekerja secara otomatis memerintahkan sumber/pembangkit listrik cadangan, umumnya diesel genset, untuk mulai bekerja menggantikan tugas utama menyuplai tenaga listrik.
Walaupun sistim ini di design untuk bekerja secara automatic tanpa bantuan operator, bukan berarti sistim peralatan ini dibiarkan begitu saja tanpa perawatan sama sekali, sering terjadi salah persepsi, dianggap karena sistimnya sudah otomatis maka faktor perawatan jadi terabaikan.
Ada beberapa aspek yang harus diperhatikan agar sistim automatisasi pada panel amf dapat bekerja dengan baik :
• Pemasangan/instalasi panel di ruangan yang bersih dan tidak lembab/basah/kehujanan.
• Hindari instalasi panel di tempat yang menimbulkan getaran.
• Kabel-kabel kontrol harus terlindung dari gangguan tikus dan binatang lain, usahakan lubang-lubang tertutup rapat shg tidak bisa dibuat sebagai sarang hewan.
• Cek selalu kondisi/sistim charging battery, test tegangan output battery charger secara berkala.
• Cek secara berkala kondisi level air accu/battery genset ataupun battery back up bila ada, cek juga kondisi tegangan battery, sebaiknya tegangan battery dijaga >12,5VDC pada sistim genset dengan battery 12VDC, dan >27VDC pada sistim 24V, dan pastikan kabel battery terpasang dengan rapat untuk menghindari droop tegangan pada saat crank, dan juga untuk menghindari timbulnya percikan api.
• Cek kondisi level media pendingin/air radiator.
• Cek juga kondisi sistim pemipaan bahan bakar, tangki harian bahan bakar yang berada pada posisi base frame rawan kegagalan supply dibandingkan dengan tangki harian yang levelnya berada lebih tinggi dari governor, untuk itu sebaiknya dipasang valve untuk menahan bahan bakar jatuh kembali ke tangki base frame pada kondisi standby.
• Cek kondisi filter bahan bakar, untuk saluran bahan bakar lebih baik lagi kalau dilengkapi dengan water separator untuk memisahkan content air pada bahan bakar agar tidak ikut terbawa dalam sistim pembakaran.
• Cek juga kondisi filter oli, buat jadwal teratur kapan saatnya filter perlu diganti.
• Cek kondisi pengkabelan pada genset, hindari kabel-kabel bersentuhan dengan panas dan sudut-sudut tajam, beri pelindung agar kabel tidak rusak.
• Pastikan genset dalam kondisi prima dengan melakukan warming up terjadwal, pada beberapa sistim amf ada juga yang telah dilengkapi dengan fasilitas auto warming up.
Dengan melakukan tindakan-tindakan diatas, faktor kegagalan pada sistim automatisasi panel amf akan mendekati zero.
Walaupun sistim ini di design untuk bekerja secara automatic tanpa bantuan operator, bukan berarti sistim peralatan ini dibiarkan begitu saja tanpa perawatan sama sekali, sering terjadi salah persepsi, dianggap karena sistimnya sudah otomatis maka faktor perawatan jadi terabaikan.
Ada beberapa aspek yang harus diperhatikan agar sistim automatisasi pada panel amf dapat bekerja dengan baik :
• Pemasangan/instalasi panel di ruangan yang bersih dan tidak lembab/basah/kehujanan.
• Hindari instalasi panel di tempat yang menimbulkan getaran.
• Kabel-kabel kontrol harus terlindung dari gangguan tikus dan binatang lain, usahakan lubang-lubang tertutup rapat shg tidak bisa dibuat sebagai sarang hewan.
• Cek selalu kondisi/sistim charging battery, test tegangan output battery charger secara berkala.
• Cek secara berkala kondisi level air accu/battery genset ataupun battery back up bila ada, cek juga kondisi tegangan battery, sebaiknya tegangan battery dijaga >12,5VDC pada sistim genset dengan battery 12VDC, dan >27VDC pada sistim 24V, dan pastikan kabel battery terpasang dengan rapat untuk menghindari droop tegangan pada saat crank, dan juga untuk menghindari timbulnya percikan api.
• Cek kondisi level media pendingin/air radiator.
• Cek juga kondisi sistim pemipaan bahan bakar, tangki harian bahan bakar yang berada pada posisi base frame rawan kegagalan supply dibandingkan dengan tangki harian yang levelnya berada lebih tinggi dari governor, untuk itu sebaiknya dipasang valve untuk menahan bahan bakar jatuh kembali ke tangki base frame pada kondisi standby.
• Cek kondisi filter bahan bakar, untuk saluran bahan bakar lebih baik lagi kalau dilengkapi dengan water separator untuk memisahkan content air pada bahan bakar agar tidak ikut terbawa dalam sistim pembakaran.
• Cek juga kondisi filter oli, buat jadwal teratur kapan saatnya filter perlu diganti.
• Cek kondisi pengkabelan pada genset, hindari kabel-kabel bersentuhan dengan panas dan sudut-sudut tajam, beri pelindung agar kabel tidak rusak.
• Pastikan genset dalam kondisi prima dengan melakukan warming up terjadwal, pada beberapa sistim amf ada juga yang telah dilengkapi dengan fasilitas auto warming up.
Dengan melakukan tindakan-tindakan diatas, faktor kegagalan pada sistim automatisasi panel amf akan mendekati zero.
No comments:
Post a Comment